Mengokohkan Identitas Keislaman
Oleh: Hambari Nursalam & Intan Sumantri El Wahdy.
Tulisan ini merupakan intisari dari ceramah Syekh Abdurrahman As Sudais (Imam Masjidil Haram Mekkah) pada hari Selasa, 19 April 2011 di Masjid SHAS, IIUM.
Pembicaraan kali ini adalah tentang persoalan yang memerlukan perhatian serius oleh setiap muslim. Agar muslim tersebut menunaikan kewajibannya menegakkan risalah Rasulullah S.A.W dalam kehidupan zaman sekarang ini dengan sebaik-baiknya. Pada pembahasan ini adalah tentang Identitas keislaman dan karakteristiknya yang wajib diketahui oleh setiap muslim.
Makna IDENTITAS KEISLAMAN adalah seorang muslim harus melaksanakan ajaran dengan landasan aqidah islam yang benar yang berasal dari Syari’at Allah S.W.T yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui dalam mengokohkan identitas keislaman:
1. Karakter pertama dan yang paling utama adalah AQIDAH ISLAM YANG BENAR, Aqidah islam yang diajarkan oleh para Rasul dan yang paling utama dari mereka yaitu Muhammad S.A.W, aqidah tersebut adalah hal yang paling utama yang menjadi landasan segala amal perbuatan manusia di dunia. Katakanlah: “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Al An’am:162-163).
2. Karakter kedua adalah ASAS PERTENGAHAN (WASATIAH) & KEADILAN. “Demikianlah Kami jadikan kamu umat pertengahan, supaya kami menjadi saksi atas manusia” (Al-Baqarah:143), maka janganlah berlebih-lebihan dan jangan pula mempermudah pada setiap masalah, akan tetapi bersederhanalah. Perselisihan yang terjadi di kalangan umat islam, adalah disebabkan oleh keluar dari manhaj pertengahan baik berlebih-lebihan ataupun terlalu mempermudah.
3. Karakter ketiga adalah identitas ini terwujud dengan cara MENJAGA & MENGHIDUPKAN Sunnah Rasulullah S.A.W. Allah berfirman: “Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab:21), dan Rasulullah S.A.W bersabda: “Barang siapa yang membuat hal yang baru dalam urusan agama kami ini sesuatu yang tidak ada didalamnya, maka ia tertolak.” (Bukhari-Muslim). Kemudian Rasul juga bersabda : “Setiap ummatku pasti akan masuk surga, kecuali yang tidak mau.Shahabat bertanya, Ya Rasulallah, siapa yang tidak mau? Beliau menjawab, Mereka yang mentaatiku akan masuk surga dan yang menetangku maka dia telah enggan masuk surga.”
4. Karakter keempat MENJADIKAN AL QUR’AN SEBAGAI PANDUAN. Sebagaimana kita ketahui bahwasanya Al Quran adalah sumber rujukan utama untuk semua sisi kehidupan kita. Allah berfirman: “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan memberi petunjuk mereka ke jalan yang lurus”. (Al-Maidah:15 -16). Maka hendaknya kita berinteraksi dengan Al Qur’an dengan cara membacanya, menghafalnya, mentadabburinya, dan berakhlak sebagaimana yang diajarkan di dalamnya, beramal sesuai dengan hukum yang ada di dalamnya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah S.A.W, sebagaimana yang dikabarkan dari Aishah R.A : “Maka sesungguhnya akhlak Nabi adalah Al Qur'an ”. ini adalah manhaj umat islam yang benar.
5. Karakter yang kelima adalah ILMU. Ilmu adalah hal yang sangat penting. Karena ilmu adalah sumber segala kebaikan dan kemuliaan, serta menjauhkan dari segala kejahatan dan kehinaan. "YaTuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan" (20:114). “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujaadilah:11) “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.(Az-Zumar:9). “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (Ar Ra’du:19). Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu, berarti dia berada di jalan Allah hingga pulang” (HR Turmudzi), dan hadist berikutnya dari Mu’awiyah: “Barang siapa yang Allah menginginkan untuknya kebaikan, maka Allah akan memberinya kefahaman dalam agama.” (Muttafaqun Alaih).
Pembicaraan kali ini adalah tentang persoalan yang memerlukan perhatian serius oleh setiap muslim. Agar muslim tersebut menunaikan kewajibannya menegakkan risalah Rasulullah S.A.W dalam kehidupan zaman sekarang ini dengan sebaik-baiknya. Pada pembahasan ini adalah tentang Identitas keislaman dan karakteristiknya yang wajib diketahui oleh setiap muslim.
Makna IDENTITAS KEISLAMAN adalah seorang muslim harus melaksanakan ajaran dengan landasan aqidah islam yang benar yang berasal dari Syari’at Allah S.W.T yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui dalam mengokohkan identitas keislaman:
1. Karakter pertama dan yang paling utama adalah AQIDAH ISLAM YANG BENAR, Aqidah islam yang diajarkan oleh para Rasul dan yang paling utama dari mereka yaitu Muhammad S.A.W, aqidah tersebut adalah hal yang paling utama yang menjadi landasan segala amal perbuatan manusia di dunia. Katakanlah: “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Al An’am:162-163).
2. Karakter kedua adalah ASAS PERTENGAHAN (WASATIAH) & KEADILAN. “Demikianlah Kami jadikan kamu umat pertengahan, supaya kami menjadi saksi atas manusia” (Al-Baqarah:143), maka janganlah berlebih-lebihan dan jangan pula mempermudah pada setiap masalah, akan tetapi bersederhanalah. Perselisihan yang terjadi di kalangan umat islam, adalah disebabkan oleh keluar dari manhaj pertengahan baik berlebih-lebihan ataupun terlalu mempermudah.
3. Karakter ketiga adalah identitas ini terwujud dengan cara MENJAGA & MENGHIDUPKAN Sunnah Rasulullah S.A.W. Allah berfirman: “Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab:21), dan Rasulullah S.A.W bersabda: “Barang siapa yang membuat hal yang baru dalam urusan agama kami ini sesuatu yang tidak ada didalamnya, maka ia tertolak.” (Bukhari-Muslim). Kemudian Rasul juga bersabda : “Setiap ummatku pasti akan masuk surga, kecuali yang tidak mau.Shahabat bertanya, Ya Rasulallah, siapa yang tidak mau? Beliau menjawab, Mereka yang mentaatiku akan masuk surga dan yang menetangku maka dia telah enggan masuk surga.”
4. Karakter keempat MENJADIKAN AL QUR’AN SEBAGAI PANDUAN. Sebagaimana kita ketahui bahwasanya Al Quran adalah sumber rujukan utama untuk semua sisi kehidupan kita. Allah berfirman: “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan memberi petunjuk mereka ke jalan yang lurus”. (Al-Maidah:15 -16). Maka hendaknya kita berinteraksi dengan Al Qur’an dengan cara membacanya, menghafalnya, mentadabburinya, dan berakhlak sebagaimana yang diajarkan di dalamnya, beramal sesuai dengan hukum yang ada di dalamnya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah S.A.W, sebagaimana yang dikabarkan dari Aishah R.A : “Maka sesungguhnya akhlak Nabi adalah Al Qur'an ”. ini adalah manhaj umat islam yang benar.
5. Karakter yang kelima adalah ILMU. Ilmu adalah hal yang sangat penting. Karena ilmu adalah sumber segala kebaikan dan kemuliaan, serta menjauhkan dari segala kejahatan dan kehinaan. "YaTuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan" (20:114). “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujaadilah:11) “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.(Az-Zumar:9). “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (Ar Ra’du:19). Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu, berarti dia berada di jalan Allah hingga pulang” (HR Turmudzi), dan hadist berikutnya dari Mu’awiyah: “Barang siapa yang Allah menginginkan untuknya kebaikan, maka Allah akan memberinya kefahaman dalam agama.” (Muttafaqun Alaih).
Ilmu yang bermanfaat adalah sumber kebaikan di dunia ini, dan menjadi sebab datangnya kebaikan dari Allah S.W.T kepada hamba-Nya. Kemudian Allah S.W.T berfirman: “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.(Al-An’am:122). Dan yang paling terpenting dalam menuntut ilmu adalah memperhatikan adab-adab menuntut ilmu.
Pertama, ikhlas kepada Allah S.W.T, Allah berfirman: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Al-Bayyinah (98) : 5).Ikhlas adalah sumber diterimanya semua amal oleh Allah. Jika rusak niat kita maka akan rusak pula semua amalan kita.
Kedua adalah memenfaafkan waktu dengan sebaik-baiknya. "Saudaraku, Engkau tidak akan medapatkan ilmu, kecuali dengan enam perkara, akan kuterangkan kepadamu yaitu:zakaun (cerdas), Hirtsun (Ketamakan), dirham (Materi), Ijtihad (Kesungguhan), Shuhbatul Ustadz (Bergaul dengan Guru), Thuluzzaman (Lama Waktunya ).
Ketiga adalah sabar dalam menuntut ilmu.Dalam menuntut ilmu haruslah bersabar, karena menuntut ilmu itu memerlukan pengorbanan. Ilmu itu tidak datang dengan serta merta, namun perlu proses yang panjang. Selain itu dalam memuntut ilmu haruslah dipandu oleh guru, karena itulah cara yang benar. Imam As Syatibi mengatakan bahwa seorang penuntut ilmu haruslah ada guru yang membimbingnya. Kemudian dalam menuntut ilmu diperlukan usaha yang sungguh-sungguh.Karena kesuksesan para ulama terdahulu adalah berkat kesungguhan mereka dalam memuntut ilmu. Jabir bin Abdullah melakukan perjalanan satu bulan hanya untuk memperoleh satu hadits.
Keempat adalah menjaga adab khilaf (perbedaan) dan menghormati para ulama. Kita harus menghormati para ulama dan dilarang menghujat mereka. Baik dari imam mazhab yang empat, Abu Hanifah, Maliki, Syafi’I, dan Ahmad bin Hambali. Atau Laits bin Sa’ad, Sufyan bin Uyainah, Sufyan Tsauri dan yang lainnya. Karena mereka berada pada manhaj salafus saleh.Para ulama memiliki kedudukan mulia dihadapan Allah. Bahkan mensejajarkan dalam persaksianNya dan persaksian para malaikatNya:“Allah bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan yang benar) kecuali Dia, demikian pula para malaikat-Nya dan orang-orang yang berilmu (pun bersaksi) dalam keadaan menegakkan keadilan, tidak ada ilah kecuali Dia Yang Maha Mulia lagi Maha Memiliki hikmah.” (Ali Imran: 18). Para ulama memang tidak makshum (terjaga dari kesalahan) namun kesalahan ulama ketika berijtihad akan memperoleh satu pahala, sebagaimana jika benar akan memperoleh dua pahala. Para ulama terdahulu juga telah mencontohkan kelapangan dada diantara mereka meskipun terdapat perbedaan pendapat. Mereka saling menghormati. Imam Syafi’I ketika keluar dari Bagdad berkata: “saya keluar dari Bagdad tidak ada didalamnya yang lebih wara’ , lebih utama, lebih alim dan lebih bertakwa selain Ahmad bin Hambal”. Sedangkan Imam Ahmad bin Hambal bangun malam dan mendo’akan Imam Syafi’i. inilah akhlak para ulama yang patut kita contoh. Karena kita lihat pada zaman sekarang ada yang ta’asub pada mazhabnya yang sering melecehkan dan menghujat sebagian ulama. Hal ini tentu jauh dari akhlak yang diajarkan islam.
6. Karakter berikutnya adalah MENYELARASKAN ILMU DENGAN AMAL. “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran”. (Al Ashr:1-3). Ilmu yang kita miliki bukan hanya dipendam dihati, bukan hanya disimpan pada rak buku di perpustakaan. Tetapi ilmu kita langsung dipraktekkan di lapangan dan diamalkan. Jika mendengar azan langsung menunaikan shalat. Menjaga aqidah yang benar, menghidupkan sunnah, melaksanakan ibadah yang dituntut oleh syari’at seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Berbuat baik sesama manusia dan berakhlak yang mulia.
Karakter yang selanjutnya adalah UKHUWAH ISLAMIYAH. Allah berfirman: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu." (Al-Hujurat: 10). Inilah ukhwah islamiyah yang dikaruniakan oleh Allah kepada semua muslim.tidak ada perbedaan antara arab, afrika, asia atau yang lainnya. Karena kita semua muslim, dan setiap muslim adalah bersaudara. “ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujurat [49]:13) “Orang-orang mukmin itu ibarat satu jasad, apabila satu anggota badan sakit, maka seluruh jasad turut merasakan sakit dengan demam dan tidak dapat tidur.” (HR. Muslim)
6. Karakter berikutnya adalah MENYELARASKAN ILMU DENGAN AMAL. “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran”. (Al Ashr:1-3). Ilmu yang kita miliki bukan hanya dipendam dihati, bukan hanya disimpan pada rak buku di perpustakaan. Tetapi ilmu kita langsung dipraktekkan di lapangan dan diamalkan. Jika mendengar azan langsung menunaikan shalat. Menjaga aqidah yang benar, menghidupkan sunnah, melaksanakan ibadah yang dituntut oleh syari’at seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Berbuat baik sesama manusia dan berakhlak yang mulia.
Karakter yang selanjutnya adalah UKHUWAH ISLAMIYAH. Allah berfirman: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu." (Al-Hujurat: 10). Inilah ukhwah islamiyah yang dikaruniakan oleh Allah kepada semua muslim.tidak ada perbedaan antara arab, afrika, asia atau yang lainnya. Karena kita semua muslim, dan setiap muslim adalah bersaudara. “ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujurat [49]:13) “Orang-orang mukmin itu ibarat satu jasad, apabila satu anggota badan sakit, maka seluruh jasad turut merasakan sakit dengan demam dan tidak dapat tidur.” (HR. Muslim)
8. Karakter kedelapan adalah KEWAJIBAN MENYERU (BERDAKWAH). “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Al-Fushilat: 33) berdakwah dengan senyuman dan hikmah. Bukan dengan kekerasan dan paksaan. Cara demikianlah yang diajarkan oleh para Rasul.“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (An Nahl: 125)
9. Karakter kesembilan ialah AKHLAK ISLAMI. Sebagai muslim hendaknya berakhlak mulia sebagaiman yang diajarkan oleh Rasulullah. Tidak menyakiti orang lain, baik kepada orang muslim maupun bukan muslim, dan selalu berperasangka baik kepada saudaranya seiman.“sesungguhnya darahmu dan hartamu itu haram (dimuliakan-dilindungi) atas kalian, seperti haramnya( mulianya-dilindunginya) harimu ini di bulanmu ini di negerimu ini.”Akhlak sangat ditekankan kepada setiap muslim. Seorang perempuan pelacur yang memberi minum anjing yang kehausan dijanjikan surga oleh Allah. Sedangkan perempuan yang menyakiti tentangganya meskipun shalat dan puasa akan masuk neraka. Demikianlah pentingnya akhlak.“Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Al-Qalam : 4)
Sembilan point diatas, menjelaskan bahwa Identitas islam adalah menyeluruh dan sempurna. Ajaran islam adalah mencakup segala aspek kehidupan. Umat islamharus menguasai seluruh cabang ilmu dan teknologi. Karena islam adalah sumber kemajuan. Ilmu yang dipelajari mencakup ilmu kitab (wahyu) seperti Qur’an, hadits, fikih dan bahasa arab. Semua umat islam sangat dianjurkan untuk menguasai bahasa arab. Bukan hanya mempelajari dan menguasai bahasa asing seperti inggris saja.Sebagian umat islam ada yang terlalu mengagumi kemajuan bangsa barat sehingga merasa rendah diri. Tidak lagi bangga dengan ajaran islam. Padahal islam adalah memuliakan umat manusia. Islam tidak pernah menjadikan hina. Yang hina adalah kelakuan sebagian penganutnya yang tidak benar-benar mengikuti ajaran islam yang sesungguhnya. Islam memandang penting urusan dunia dan akhirat.Tidak boleh kita meninggalkan salah satu darinya. Mulai dari urusan keluarga sampai kepada kehidupan bermasyarakat harus berada dalam aturan islam. Islam bukan hanya bertempat di masjid tetapi juga di kantor, di pasar, di pabrik, di perusahaan dan dimanapun jua.
Ajaran islam tetap menjadi panduan. Islam juga menempatkan wanita pada kedudukan mulia, mereka juga dituntut untuk membantu dalam usaha dakwah.Namun sesuai pada garis yang telah ditentukan.Tidak sampai tabarruj atau menjadi punca maksiat. Mengapa kemajuan islam yang pernah dicapai dahulu bias lenyap? Hal ini adalah disebabkan sebagian umat islam telah meninggalkan sebagian identitas-identitas yang disebutkan diatas. Sebagian meninggalkan aqidahnya, sebagian meninggalkan akhlaknya, bahkan ada sebagian yang mengambil pemikiran dari luar islam yang menjadi punca kemunduran dan kejatuhan.
Umat islam harus menguasai ilmu-ilmu modern untuk kemajuan islam. Karena islam mementingkan ilmu dunia dan ilmu akhirat. Sumber ilmu adalah al qur’an dan sunnah, dari dua sumber itu membuahkan ilmu-ilmu modern. Umat ini memerlukan dokter muslim, insinyur muslim, pakar kimia muslim dan pengusaha muslim atau pakar muslim pada bidang-bidang lainnya yang berhidmat untuk islam.
Ajaran islam tetap menjadi panduan. Islam juga menempatkan wanita pada kedudukan mulia, mereka juga dituntut untuk membantu dalam usaha dakwah.Namun sesuai pada garis yang telah ditentukan.Tidak sampai tabarruj atau menjadi punca maksiat. Mengapa kemajuan islam yang pernah dicapai dahulu bias lenyap? Hal ini adalah disebabkan sebagian umat islam telah meninggalkan sebagian identitas-identitas yang disebutkan diatas. Sebagian meninggalkan aqidahnya, sebagian meninggalkan akhlaknya, bahkan ada sebagian yang mengambil pemikiran dari luar islam yang menjadi punca kemunduran dan kejatuhan.
Umat islam harus menguasai ilmu-ilmu modern untuk kemajuan islam. Karena islam mementingkan ilmu dunia dan ilmu akhirat. Sumber ilmu adalah al qur’an dan sunnah, dari dua sumber itu membuahkan ilmu-ilmu modern. Umat ini memerlukan dokter muslim, insinyur muslim, pakar kimia muslim dan pengusaha muslim atau pakar muslim pada bidang-bidang lainnya yang berhidmat untuk islam.
Para generasi muda dituntut untuk memiliki identitas diatas, karena amanah untuk meninggikan islam ada pada generasi sekarang. Islam tidak mengnal putus asa. Umat yang berjalan pada ajaran ini tidak akan berputus asa karena Allah telah menjanjikan pertolongan bagi yang mengikuti jalanNya.
“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.”
(Ar-Rum 47)
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)."
(Al- Ghafir 51)
0 Komentar: