Nasehat dalam Membina Persaudaraan

November 13, 2014 Forum Tarbiyah 0 Komentar


Al Insan madaniy (manusia adalah makhluk sosial). Teori Ibnu Khaldun di kitab Muqaddimah ini menjadi rumus dasar kehidupan manusia. Manusia tidak akan lepas dari interaksi sosial, maka menjadi fitrah manusia itu mereka hidup dalam ikatan persaudaraan. Karena fitrah itulah, salah satu asas negara Islam yang dibangun Rasulullah saw adalah mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar. Kebijakan ini tidak hanya untuk meletakkan manusia sesuai dengan fitrah bersaudara, akan tetapi untuk menyokong dakwah Islam yang penuh rintangan, maka ukhuwah adalah hal mutlak yang sangat diperlukan.

Tetapi, ukhuwah bukanlah hal yang mudah dilakukan apabila tanpa didasari oleh iman yang kuat. Karena firman Allah yang berkaitan dengan tema ukhuwah terletak diantara ayat-ayat tentang masalah. Allah berfirman di surat Al Hujurat ayat 10 :


إنما المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخويكم

Ayat sebelumnya Allah berfirman tentang keadaan apabila 2 kelompok muslimin saling berperang dan cara-cara rekonsiliasi. Di ayat ukhuwah itu sendiri, Allah menyuruh kita untuk mendamaikan konflik pribadi antar saudara semuslim. Ayat setelahnya, Allah berbicara tentang larangan mengejek saudara Muslim yang lain.

Ada beberapa kiat didalam Al Qur’an agar persaudaraan sesama Muslim tetap kokoh :

1. Jangan Mendahului Allah dan Rasul-Nya 
Allah berfirman di surah Al Hujurat ayat 1 :


ياأيها الذين أمنوا لا تقدموا بين يدي الله و رسوله واتقوا الله إن الله سميع عليم

“Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya, bertaqwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Abdullah bin Abbas RA berkata,”maksud jangan mendahului Allah dan Rasul-Nya ialah jangan berbicara bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunnah. Sudah barang pasti, apabila ada perkataan dan perbuatan yang bertentangan dengan agama, kita sebagai seorang muslim harus memperbaiki, ada kemungkinan saudara kita menerima dan ada yang tidak menerima teguran. Disini terbukalah pintu bagi setan untuk menyulut api permusuhan diantara saudara yang lain.

2. Jangan Meninggikan Suara
Allah berfirman di surah Al Hujurat ayat 2 :

ياأيها الذين أمنوا لا ترفعوا أصواتكم فوق صوت النبي و لا تجهر له بالقول كجهركم بعضكم لبعض أن تحبط أعمالكم و أنتم لا تشعرون 


"Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) kamu terhadap yang lain. Nanti segala amalmu (pahala) bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari."

Ibnu ‘Asyura dalam kitabnya Tafsir At-Tahrir wa At Tanwir berpendapat bahwa mengangkat suara disini dijelaskan dalam bentuk isti’arah makniyah dengan maksud, mengangkat suara ini seperti seseorang yang merasa lebih tinggi daripada orang lain sehingga dia sombong dan mengeluarkan suara lebih keras kepada orang yang lebih rendah kedudukannya seperti seorang tuan berteriak menyuruh pembantunya.

Kadang ada kebiasaan seseorang berbicara keras karena memang karakter dia seperti itu, tidak ada maksud merendahkan yang lain. Yang dimaksud oleh ayat ini ialah, berbicara dengan suara keras karena merasa lebih daripada orang lain. Dan tanpa disadari, ini akan menimbulkan dosa bagi pelakunya.

3. Tabayun (teliti dalam menyeleksi berita)
Allah berfirman di surat Al Hujurat ayat : 6


ياأيها الذين أمنوا إن جاءكم فاسق بنبإ فتبينوا أن تصيبوا قوما بجهالة فتصبحوا على ما فعلتم نادمين

“Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa sebuah kabar maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”

Kadang-kadang ada kabar buruk yang ditujukan kepada sahabat akrab kita, maka hal pertama kali yang kita lakukan mencari kebenaran hal tersebut. Kalaupun itu memang sebuah fakta, maka kita harus berhusnuzhan mungkin teman kita berbuat khilaf tanpa sengaja. Agar kita sesama muslim tidak terlalu benci kepada muslim yang lain karena perbuatannya sehingga kita masih bisa adil dalam menyikapi sesuatu.

4. Ishlah (damai)
Allah berfirman di surat Al Hujurat ayat 10 :


إنما المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخويكم

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara 2 saudaramu (yang berselisih).”

Kalau kita sejenak merenung, kenapa ayat sesama mukmin adalah saudara langsung Allah sambung dengan kata-kata damaikanlah antara 2 saudaramu? Karena Allah Sang Pemilik Hati tidak ingin seorang hamba berikrar bahwa mereka bersaudara atas dasar keimanan tanpa ada cobaan hati. Apabila Allah uji persaudaraan ini dengan sedikit gesekan, apakah iman mereka membawa mereka untuk berdamai atau karena keimanan mereka yang rapuh malah membawa pada permusuhan akut.

5. Jangan Menghina
Allah berfirman di surah Al Hujurat ayat 11 :


ياأيها الذين أمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكنوا خيرا منهم

“Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu saling mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok).”

Ayat ini walaupun memakai dhamir antum (perintah umum untuk laki-laki dan perempuan) akan tetapi Allah tekankan lagi dengan memisahkan perintah antara laki-laki dan perempuan.

Seseorang dari suku tertentu merasa suku dialah yang paling hebat, lalu menghina teman dari suku yang lain. Ini perlu dihindari. Allah telah ciptakan kita dalam keadaan berbeda, tidak untuk hal negatif (mengejek/merendahkan) akan tetapi untuk hal yang positif (berkenalan, menambah wawasan budaya, mengenal kebudayaan yang baru).

6. Jauhi Prasangka, Mencari Kesalahan dan Ghibah
Allah berfirman di surat Al Hujurat ayat 12 :


ياأيها الذين أمنو اجتنبو كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم ولا تجسسوا و لا يغتب بعضكم بعضا

“Wahai orang-orang beriman, jauhilah banyak dari berprasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, janganlah mencari kesalahan orang lain, janganlah ada diantara kamu menggunjing sebahagian yang lain.”

Sesuatu yang dibangun prasangka kadang datang dari setan yang akan memutuskan ikatan persaudaraan, begitu juga mencari kesalahan saudara yang lain.

Sedangkan untuk ghibah, ada yang menarik. Dari tingkatan dosa riba, yang paling ringan sama dengan dosa seorang anak berzina dengan ibu kandung sendiri, sedangkan yang paling tinggi sama dengan dosa ghibah. Kesimpulannya, dosa ghibah itu jauh lebih besar daripada dosa seseorang berzina dengan ibu kandung sendiri. Na’udzubillah

7. Ta’aruf
Allah berfirman di surah Al Hujurat ayat 13 :


ياأيها الناس إن خلقناكم من ذكر و أنثى و جعلناكم شعوبا و قبائل لتعارفوا

“Wahai manusia,sungguh kami telah ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.”

Ta’aruf tidak hanya disaat pertama kali bertemu, tetapi harus sampai tahu detail kepribadian teman. Seperti mengetahui background keluarga agar membantu untuk cara berinteraksi dengan teman, kapan dia belajar, atau kapan dia biasanya mencuci pakaian agar disaat waktu-waktu privasi kita tidak menganggu kegiatan pribadi teman. Bahkan disaat berinteraksi, kita harus ta’aruf secara tidak langsung tentang apa yang dia tidak disukai, hal yang tabu diucapkan karena latar belakang keluarga dan budaya.

Semoga denan menjaga tujuh hal ini, ikatan persaudaraan kita dengan teman, sahabat, dan karib terjaga. Tidak hanya di dunia, tapi juga hingga surgaNya. Allahumma aamiin~

Penulis: Kieren Akbar

Al Insan madaniy (manusia adalah makhluk sosial). Teori Ibnu Khaldun di kitab Muqaddimah ini menjadi rumus dasar kehidupan manusia. Man...

0 Komentar: