Ramadhan Bulan Prestasi
Kalau kita buka kembali lembaran sejarah kita akan menemukan catatan-catatan gemilang yang ditorehkan generasi pendahulu umat dalam mempersembahkan karya terbaik kepada Tuhan dan umat manusia. Masih teringat ketika Thariq bin Ziyad mempelopori kejayaan Spanyol, Portugis, Andorra dan sekitarnya dibawah naungan Islam pada Ramadhan 91 H. Delapan abad setelahnya, Fatahillah membebaskan Bandar Sunda Kelapa dari cengkraman Pajajaran dan sekutunya Portugis pada 22 Ramadhan 933H. Termasuk bangsa kita Indonesia sukses memproklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka pada tanggal 17 Ramadhan 1366 H. Masih banyak lagi cerita tentang prestasi dan karya besar yang dihasilkan oleh umat Islam pada bulan Ramadhan. Padahal selama ini Ramadhan diidentikan dengan situasi menurunnya produktifitas manusia. Lalu pertanyaannya, kenapa umat Islam dulu justru sangat produktif di bulan puasa? Lalu bagaimana supaya kita mampu menulis ulang tinta emas prestasi mereka di lembaran sejarah Ramadhan kita?
Intensnya aktifitas ruhiyah di bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan aktifitas yang menyalakan ruh (spirit) manusia dengan sumbu keimanan dan menguatkan cahayanya. Puasa, Tilawah, Tarawih, Qiyamullail, Tadarus, Sedekah, adalah aktifitas yang mendekatkan ruh kita kepada Penciptanya. Jika ruh kita dekat kepada Penciptanya, maka dia akan menggerakkan jasad memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan hidup untuk bekerja keras mengumpulkan bekal untuk kembali kepada Pemiliknya. Dengan kata lain, ruh yang diliputi keimanan mampu menghasilkan semangat hidup yang tinggi (spiritfull). Sebaliknya, jiwa yang kering dari asupan iman tidak memiliki ultimate goal yang kokoh dan jelas. Ruh yang lupa akan kepulangannya menyebabkan semangat yang rapuh dan hati yang lemah dan bimbang. Bahkan ketika ruh padam dan kehilangan tujuan hidup, jasad akan bergerak seakan tanpa ruh alias mayat hidup. Hidup segan matipun tak mau. Jadi, kekuatan ruh yang ditopang keimanan sangat berpengaruh terhadap semangat, kemauan, kehendak, keyakinan dan ketekunan seseorang. Ruh yang rindu berjumpa dengan Pemilknya akan membersihkan hati, menginspirasi akal, memotivasi kerja, menguatkan mental, dan menyediakan modal utama dalam meraih prestasi gemilang. Allah swt telah memberi kita “tips” bagaimana mengejar prestasi dengan kekuatan ruh (nafs) dalam firman-Nya, “maka sungguh beruntunglah orang yang membersihkan ruhnya dan sungguh merugilah yang mengotorinya". (QS.As-Syams : 8-10).
Ramadhan adalah bulan kegiatan positif (‘amal sholih)
Dalam bulan Ramadhan, satu perbuatan baik akan diganjar oleh Allah dengan balasan yang tak terbatas. Janji Allah tersebut dimaksudkan untuk memotivasi hamba-hamba-Nya untuk memperbanyak perbuatan positif apa pun bentuknya pada bulan Ramadhan. Semua jenis perbuatan yang mendatangkan keridhoan Allah dan diiringi niat ikhlas akan bernilai ibadah disisi-Nya. Amal sholih yang kita tingkatkan kuantitas dan kualitasnya cepat atau lambat akan meningkatkan kapasitas kita dan membentuk kepribadian kita menjadi pribadi unggul dan layak mendapatkan kemenangan seperti yang Allah janjikan “jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”(QS. Muhammad : 7) . Bahkan Rasulullah saw menjanjikan “bonus” bagi mereka yang suka memberikan manfaat untuk lingkungannya, “Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”(HR. Muslim). Ramadhan adalah kesempatan emas untuk mengaplikasikan teknik yang Allah ajarkan kepada kita untuk mendapatkan jalur kemenangan, “Dan mereka yang berjuang untuk keridhaan Kami, pasti akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut:69)
Dikabulkannya doa pada bulan Ramadhan (mustajabah).
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pada saat berbuka ada doa yang tak ditolak.” (HR Ibnu Majah). Artinya minimal kita memiliki 30 kali kesempatan dikabulkan doa pada bulan Ramadhan. Ditambah lagi Allah telah berjanji akan mengabulkan doa kita pada setiap kita bersahur sebagaimana sabda Nabi saw, “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Bahkan Rasulullah saw mengatakan bahwa doa kita mustajab selama kita dalam keadaan berpuasa, “Tiga bentuk doa yang dikabulkan Allah, doa ibu bapak terhadap anak, doa orang yang berpuasa, dan doa orang yang sedang dalam perjalanan.” (HR. Baihaqi). Tiga kesempatan diatas belum termasuk janji-janji Rasulullah saw tentang “premiere time” dalam berdoa seperti Lailatul Qadr, antara adzan-iqomah, ketika sujud dalam sholat, setelah ashar hari Jum’at, ketika hujan turun, dan masih banyak lagi kesempatan emas yang menjadikan hampir setiap detik kita di bulan Ramadhan adalah waktu mustajabah untuk berdoa. Jadi, Ramadhan-lah masa dimana Allah akan merealisasikan mimpi dan harapan kita. “Berdoalah kepadaku, pasti kukabulkan bagimu.”(QS. Ghafir:60)
Kemungkinan tidak menjumpai Ramadhan selanjutnya.
Rasulullah saw bersabda, “Jibril telah mendatangiku, kemudian ia berkata: “Celakalah orang yang menjumpai Ramadhân lalu tidak diampuni”. Maka aku menjawab: “Amîn” (HR Ahmad). Ramadhan adalah penghulu segala bulan dimana seluruh “hidangan” terbaik Allah sediakan untuk kita hamba-Nya. Dimana keutamaan dan “profit” tersebut tidak dapat kita temukan di bulan-bulan lain. Imam Ja’far bin Hasan berkata, ”Barangsiapa yang tidak diampuni dosanya di bulan Ramadhan, ia tidak akan diampuni di bulan-bulan berikutnya kecuali ia melakukan kesaksian di Arafah.”. Sementara tidak ada yang tahu apakah waktu mengizinkan kita menjumpai ramadhan selanjutnya atau tidak. Tentu kita tidak ingin pulang kepada-Nya tanpa ada karya yang kita wariskan atau dalam keadaan tidak diampuni, na’udzubillah. Jadi, sudah selayaknya kita memanfaatkan Ramadhan untuk berkarya dan berprestasi. Sudah sepatutnya Ramadhan ini kita jadikan Ramadhan terbaik dalam hidup kita karena kita tak tahu apakah kita mampu bertemu Ramadhan tahun depan atau tidak.
Dengan beberapa alasan dan “tips-tips” robbani diatas insya Allah kita mampu menjadikan Ramadhan sebagai momentum terbaik untuk meledakkan produktifitas serta mewarnai dan memaknainya dengan hal terbaik yang mampu kita lakukan. Esensi utama dari ritual ibadah puasa itu sendiri adalah mencapai prestasi tertinggi yaitu ketakwaan kepada Allah. Sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah swt “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling bertakwa..” (QS Al-Hujjuraat:13). “Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Rabbnya”. (QS Al-Qalam:34).
by : Ahmad Rasikh Ilmi
0 Komentar: