Manfaat Berpuasa
Puasa adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mengkonsumsi makanan apapun untuk sementara waktu, biasanya 10-14 jam atau bisa lebih lama dari itu (tergantung tujuannya).
Puasa adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mengkonsumsi makanan apapun untuk sementara waktu, biasanya 10-14 jam atau bisa lebih lama dari itu (tergantung tujuannya). Ini dilakukan dalam rangka refleksi praktek spiritual agama, atau menunjukkan iman atau penyesalan, atau bahkan untuk mengekspresikan pandangan politik. Ini juga dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan, meskipun tidak ada jaminan untuk tujuan itu.
Proses metabolisme puasa dimulai sejak tubuh menggunakan cadangan karbohidrat sebagai sumber energy. Saat berpuasa, tubuh akan menggunakan energi yang disimpan sebagai glikogen (karbohidrat), lemak dan protein di dalam hati, otot dan jaringan lemak untuk mendapatkan bahan bakar yang diperlukan untuk proses metabolisme. Tubuh secara otomatis akan menyesuaikan pengeluaran keringat oleh kelenjar sudorifera, dan metabolisme juga berjalan lebih lambat, sehingga dapat membantu seseorang memperlambat rasa haus dan lapar.
Proses metabolisme selama puasa
Proses metabolisme selama seseorang berpuasa dengan sendirinya akan menjelaskan bagaimana manfaat puasa bagi tubuh. Ada tiga fase katabolisme (proses perombakan makanan menjadi energy) yang akan terjadi selama puasa, katabolisme karbohidrat, katabolisme lemak, dan protein catabolism.
Tahap satu, katabolisme karbohidrat. Tubuh menggunakan glikogen yang tersimpan di otot dan hati. Glikogen adalah polisakarida yang berfungsi sebagai sumber energi sekunder dalam sel tubuh. Glikogen merupakan bentuk cadangan energi yang dapat dengan cepat dikerahkan untuk memenuhi kebutuhan glukosa secara mendadak. Setelah makanan selesai dicerna dan kadar glukosa mulai turun, tubuh akan mengurangi sekresi insulin dan menghentikan sintesis glikogen oleh hati dan otot. Sekitar empat jam setelah makan, glikogen mulai dipecah dan diubah lagi menjadi glukosa. Untuk 8-12 jam berikutnya, glukosa yang berasal dari glikogen hati akan menjadi sumber utama energi yang digunakan oleh seluruh tubuh sebagai bahan bakar. Cadangan glukosa ini terakhir sekitar 24 jam sebelum tubuh memasuki “Tahap Dua”. Fase ini biasanya terjadi pada orang yang berpuasa setengah hari, seperti Muslim di bulan Ramadan.
Tahap kedua, katabolisme lemak. Pada proses katabolisme lemak, cadangan trigliserida (asam lemak bebas) terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Dalam hati, gliserol dapat diubah menjadi glukosa melalui glukoneogenesis (proses konversi lemak (gliserol) menjadi glukosa). Fase ini merupakan fase terpanjang katabolisme. Orang gemuk yang berpuasa dan mengalami metabolisme makanan yang lambat, bisa bertahan selama lebih dari 60 hari tanpa makanan, dan masih memiliki cadangan lemak. Selama fase ini, penderita obesitas mengalami katabolisme yang lebih lambat dari orang yang kurus.
Tahap tiga, katabolisme protein. Katabolisme protein adalah proses pencernaan untuk memecah protein menjadi asam amino dan senyawa turunan sederhana, sehingga mudah dimasukkan ke dalam sel melalui membran plasma. Tahap Tiga terjadi setelah cadangan lemak tubuh habis dan tubuh harus menggunakan jaringan seluler yang kaya protein untuk dikonversi menjadi glucose. Fase ini adalah fase katabolisme terakhir yang dapat disediakan oleh tubuh untuk menghasilkan glukosa. Tapi, orang yang puasa kurang dari 14 jam biasanya tidak masuk ke tahap ini.
Manfaat Puasa
Penelitian yang dilakukan pada kedua tikus dan manusia, menunjukkan adanya hubungan antara pembatasan kalori dan usia harapan hidup. Orang yang berpuasa, memiliki insiden lebih rendah terhadap beberapa tanda dan gejala penyakit. Dalam sebuah studi lain, yang dilakukan terhadap pria dan wanita gemuk, menunjukkan bahwa pembatasan kalori dapat peningkatan markers of aging, seperti kadar insulin dan suhu tubuh. Penanda ini dapat digunakan untuk mendeteksi gejala penyakit.
Insulin adalah hormon yang diekskresikan pankreas, yang dibutuhkan oleh tubuh untuk mengatur kadar glukosa darah. Ia mempertahankan kadar glukosa darah antara 70-110 mg/dl selama puasa dan kurang dari 140 mg/dl dua jam setelah makan. Orang yang mengkonsumsi makanan dengan kalori tinggi, akan memerlukan insulin lebih banyak dan mengakibatkan pankreas bekerja ekstra untuk memproduksi insulin lebih banyak. Jika hal itu terjadi dalam waktu yang lama, ia dapat menyebabkan kelelahan pankreas dan penurunan produksi insulin. Efek dari kekurangan insulin adalah penyakit metabolik, yang disebut dengan diabetes mellitus.
Saat berpuasa akan terjadi penurunan suhu tubuh. Ini disebabkan oleh metabolisme yang lebih lambat dan fungsi tubuh secara umum. Selain itu juga terjadi penurunan kadar gula darah dan penggunaan cadangan glukosa yang disimpan dalam bentuk glikogen di hati, sehingga menurunkan laju metabolisme basal dan dapat menghemat energi.
Puasa dapat meningkatkan angka harapan hidup dengan menunda serangan penyakit yang berkaitan dengan usia seperti Alzheimer, penyakit jantung dan diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa puasa satu kali perbulan, mengurangi risiko penyumbatan arteri (penumpukan plak pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke). Puasa juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selama puasa, limfosit (sel kekebalan tubuh, yang dilihat melalui mikroskop saat analisis darah), sangat aktif dan bergerak cepat didalam darah dengan energi yang lebih besar untuk mencari sel pathogen (kuman/bakteri). Hal ini mungkin disebabkan karena darah terbebas dari protein dan lemak jahat dan juga alkalinitas darah yang dapat meningkatkan aktivitas limfosit. (Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh puasa pada sistem kekebalan tubuh).
Keuntungan puasa yang terbukti secara ilmiah adalah meningkatkan kualitas dan angka harapan hidup. Ini disebabkan oleh sejumlah hal yang disebutkan di atas, diantaranya tingkat metabolisme lebih lambat, produksi protein lebih efisien, dan sistem kekebalan tubuh yang meningkat.
Sebagai kesimpulan, tampaknya ada banyak alasan untuk mempertimbangkan puasa dapat bermanfaat bagi kesehatan seseorang. Tubuh menyembuhkan organnya secara otomatis selama berpuasa. Selain itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa puasa berkontribusi untuk memperbaiki kualitas hidup.
Referensi :
Proses metabolisme puasa dimulai sejak tubuh menggunakan cadangan karbohidrat sebagai sumber energy. Saat berpuasa, tubuh akan menggunakan energi yang disimpan sebagai glikogen (karbohidrat), lemak dan protein di dalam hati, otot dan jaringan lemak untuk mendapatkan bahan bakar yang diperlukan untuk proses metabolisme. Tubuh secara otomatis akan menyesuaikan pengeluaran keringat oleh kelenjar sudorifera, dan metabolisme juga berjalan lebih lambat, sehingga dapat membantu seseorang memperlambat rasa haus dan lapar.
Proses metabolisme selama puasa
Proses metabolisme selama seseorang berpuasa dengan sendirinya akan menjelaskan bagaimana manfaat puasa bagi tubuh. Ada tiga fase katabolisme (proses perombakan makanan menjadi energy) yang akan terjadi selama puasa, katabolisme karbohidrat, katabolisme lemak, dan protein catabolism.
Tahap satu, katabolisme karbohidrat. Tubuh menggunakan glikogen yang tersimpan di otot dan hati. Glikogen adalah polisakarida yang berfungsi sebagai sumber energi sekunder dalam sel tubuh. Glikogen merupakan bentuk cadangan energi yang dapat dengan cepat dikerahkan untuk memenuhi kebutuhan glukosa secara mendadak. Setelah makanan selesai dicerna dan kadar glukosa mulai turun, tubuh akan mengurangi sekresi insulin dan menghentikan sintesis glikogen oleh hati dan otot. Sekitar empat jam setelah makan, glikogen mulai dipecah dan diubah lagi menjadi glukosa. Untuk 8-12 jam berikutnya, glukosa yang berasal dari glikogen hati akan menjadi sumber utama energi yang digunakan oleh seluruh tubuh sebagai bahan bakar. Cadangan glukosa ini terakhir sekitar 24 jam sebelum tubuh memasuki “Tahap Dua”. Fase ini biasanya terjadi pada orang yang berpuasa setengah hari, seperti Muslim di bulan Ramadan.
Tahap kedua, katabolisme lemak. Pada proses katabolisme lemak, cadangan trigliserida (asam lemak bebas) terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Dalam hati, gliserol dapat diubah menjadi glukosa melalui glukoneogenesis (proses konversi lemak (gliserol) menjadi glukosa). Fase ini merupakan fase terpanjang katabolisme. Orang gemuk yang berpuasa dan mengalami metabolisme makanan yang lambat, bisa bertahan selama lebih dari 60 hari tanpa makanan, dan masih memiliki cadangan lemak. Selama fase ini, penderita obesitas mengalami katabolisme yang lebih lambat dari orang yang kurus.
Tahap tiga, katabolisme protein. Katabolisme protein adalah proses pencernaan untuk memecah protein menjadi asam amino dan senyawa turunan sederhana, sehingga mudah dimasukkan ke dalam sel melalui membran plasma. Tahap Tiga terjadi setelah cadangan lemak tubuh habis dan tubuh harus menggunakan jaringan seluler yang kaya protein untuk dikonversi menjadi glucose. Fase ini adalah fase katabolisme terakhir yang dapat disediakan oleh tubuh untuk menghasilkan glukosa. Tapi, orang yang puasa kurang dari 14 jam biasanya tidak masuk ke tahap ini.
Manfaat Puasa
Penelitian yang dilakukan pada kedua tikus dan manusia, menunjukkan adanya hubungan antara pembatasan kalori dan usia harapan hidup. Orang yang berpuasa, memiliki insiden lebih rendah terhadap beberapa tanda dan gejala penyakit. Dalam sebuah studi lain, yang dilakukan terhadap pria dan wanita gemuk, menunjukkan bahwa pembatasan kalori dapat peningkatan markers of aging, seperti kadar insulin dan suhu tubuh. Penanda ini dapat digunakan untuk mendeteksi gejala penyakit.
Insulin adalah hormon yang diekskresikan pankreas, yang dibutuhkan oleh tubuh untuk mengatur kadar glukosa darah. Ia mempertahankan kadar glukosa darah antara 70-110 mg/dl selama puasa dan kurang dari 140 mg/dl dua jam setelah makan. Orang yang mengkonsumsi makanan dengan kalori tinggi, akan memerlukan insulin lebih banyak dan mengakibatkan pankreas bekerja ekstra untuk memproduksi insulin lebih banyak. Jika hal itu terjadi dalam waktu yang lama, ia dapat menyebabkan kelelahan pankreas dan penurunan produksi insulin. Efek dari kekurangan insulin adalah penyakit metabolik, yang disebut dengan diabetes mellitus.
Saat berpuasa akan terjadi penurunan suhu tubuh. Ini disebabkan oleh metabolisme yang lebih lambat dan fungsi tubuh secara umum. Selain itu juga terjadi penurunan kadar gula darah dan penggunaan cadangan glukosa yang disimpan dalam bentuk glikogen di hati, sehingga menurunkan laju metabolisme basal dan dapat menghemat energi.
Puasa dapat meningkatkan angka harapan hidup dengan menunda serangan penyakit yang berkaitan dengan usia seperti Alzheimer, penyakit jantung dan diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa puasa satu kali perbulan, mengurangi risiko penyumbatan arteri (penumpukan plak pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke). Puasa juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selama puasa, limfosit (sel kekebalan tubuh, yang dilihat melalui mikroskop saat analisis darah), sangat aktif dan bergerak cepat didalam darah dengan energi yang lebih besar untuk mencari sel pathogen (kuman/bakteri). Hal ini mungkin disebabkan karena darah terbebas dari protein dan lemak jahat dan juga alkalinitas darah yang dapat meningkatkan aktivitas limfosit. (Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh puasa pada sistem kekebalan tubuh).
Keuntungan puasa yang terbukti secara ilmiah adalah meningkatkan kualitas dan angka harapan hidup. Ini disebabkan oleh sejumlah hal yang disebutkan di atas, diantaranya tingkat metabolisme lebih lambat, produksi protein lebih efisien, dan sistem kekebalan tubuh yang meningkat.
Sebagai kesimpulan, tampaknya ada banyak alasan untuk mempertimbangkan puasa dapat bermanfaat bagi kesehatan seseorang. Tubuh menyembuhkan organnya secara otomatis selama berpuasa. Selain itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa puasa berkontribusi untuk memperbaiki kualitas hidup.
Referensi :
- http://serendip.brynmawr.edu/exchange/node/1834
- http://www.fasting.ws/juice-fasting/fasting-research/therapeutic-fasting
- http://blogs.webmd.com/pamela-peeke-md/2010/05/7-facts-on-fasting.html
- http://www.webmd.com/diet/features/
0 Komentar: