MEMFOKUSKAN DIRI DENGAN AL QUR' AN; Reportase Murokaz Qur'an First ke-3
Oleh Amirah Firas Mufidah
Menghafal Al-Qur'an di era globalisasi ini adalah 'bagaikan menjinjing laptop di atas kepala saat banjir menenggelamkan tubuh kita hingga leher'
Ditengah nikmatnya merehatkan diri dari aktivitas kuliah pada midbreak semester 2, 2011/2012 di IIUM kali ini, ada yang menikmatinya dengan kembali ke tanah air untuk bersua dengan keluarga tercinta. Ada yang menikmatinya dengan memperdalam pelajaran kuliah untuk menghadapi midterm selepas midbreak.
Ada pula para pelajar tangguh yang menghabiskan liburannya untuk mencari lembaran ringgit yang cukup meneteskan peluh serta menguras waktu dan tenaga. Dan pastinya ada pula yang menjadikan midbreak ini untuk menjelajahi keindahan bumi malaysia. Maka tak heran, acara murokaz Al-Qur'an ini _yang cukup memerlukan niat yang kuat untuk menghadirinya_ hanya dihadiri oleh 8 peserta utama dan 4 peserta bayangan.
Meskipun demikian, kondisi ini tidak menyurutkan semangat para laskar tersebut untuk tetap mereguk indahnya kebersamaan dengan Al-Qur'an. Bahkan saking semangatnya mengejar target-target yang sudah dibuat, para peserta tetap gigih mendaki titian tangga-tangga menuju level 3 mesjid IIUM meskipun harus bolak-balik ke toilet di level 1 karena kebanyakan minum untuk menghilangkan rasa kantuk dan dahaga, ataupun untuk memperbaharui wudhu.
Murokaz Al-Qur'an yang berarti memfokuskan diri dengan Al-Qur'an ini, terdiri dari beberapa agenda yaitu, 2 kajian, setoran hafalan baru, muroja'ah atau mengulang hafalan, dan tilawah, dengan target minimum 5 juz tilawah, 1/2 juz muroja'ah, dan 1/2 setoran hafalan baru. sesak nafas dah. Target-target tersebut cukup memicu semangat berfastabiqul khairat karena waktu murokaz hanya setengah hari. Meskipun hanya sebentar, acara ini cukup memulihkan kembali kerinduan bersama Al-Qur'an yang terkikis akibat kesibukan kuliah. Disamping itu, injeksi keilmuan yang diberikan oleh para pembimbing mampu menyegarkan semula semangat kebersamaan dengan Al-Qur'an. Berikut ini adalah rangkuman kajian murokaz.
FUTUR DAN MENJAGA KEISTIQOMAHAN DALAM MENGHAFAL AL-QUR'AN
(oleh Ustadzah Hilmi)
Ibu dari 3 anak yang berharap bisa menjadi salah bagian dari para penjaga Kitabullah ini memaparkan bahwa menghafal Al-Qur'an di era globalisasi ini adalah 'bagaikan menjinjing laptop di atas kepala, saat banjir menenggelamkan tubuh kita hingga leher'. Bisa dibayangkan betapa besar tantangannya, bukan?! Meskipun demikian, menghafal Al-Qur'an ini adalah perkara yang harus tetap kita usahakan. Istri dari mantan mudir pondok pesantren Al-Hikmah, Depok ini membagi tajuk kajian ini dalam 3 hal; yaitu tentang kefuturan, menjaga keistiqomahan dan dalam konteks menghafal Al-Qur'an.
1. Kefuturan
Kefuturan adalah hal yang wajar karena kita bukanlah malaikat yang tidak punya kefuturan dalam beribadah kepada Allah (Al-anbiya:19). Kefuturan secara bahasa adalah diam setelah giat, malas setelah semangat ataupun rasa malas untuk berdiri ketika shalat. Sementara itu, secara istilah adalah suatu keadaan diam, menyedikitnya porsi ibadah dan menurunnya kualitas ibadah.
"Setiap orang ada masa lemah dan semangatnya, barang siapa yang pada saat lemahnya, dia tetap mengikuti sunnahku, maka dia beruntung" , hadits ini mengungkapkan futur adalah sebuah hal yang lumrah karena ini merupakan momentum kita untuk muroqobah kepada Allah, selama futurnya tetap melaksanakan amalan fardhu dan tidak bermaksiat.
2. Keistiqomahan
Keistiqomahan merupakan prinsip hidup bagi kehidupan atau pedoman pada manhaj. secara makna adalah melekatkan seluruh aspek kepada pedoman kita yaitu Allah (Al-Qur'an).
Istiqomah itu Ibarat menggenggam bara api. Oleh karena itu, istiqomah merupakan perkara yang mudah diucapkan dan sulit dilakukan karena tak banyak dari kita yang mampu menggenggamnya. bahkan sebagian besar dari kita dengan pasti akan melepaskan bara api tersebut.
3. Menghafal Al-Qur'an
Pada kajian kali ini, ustadzah yang biasa dipanggil teh Hilmi ini, membagi 6 tips, sekaligus perkara yang cukup penting pada saat menghafal Al-Qur’an.
a. Memperbarui niat
Niat adalah urusan yang panjang dalam perkara islam. sekaligus merupakan hal yang paling berharga dalam beramal, tidak mengherankan sekiranya ada yang menyatakan bahwa niat merupakan sepertiga dari agama. Sehingga dalam menghafal Al-Qur’an pun kita dianjurkan untuk senantiasa memperbaharui niat setiap hari. terutamanya pada saat kita mulai membuka mata dipagi hari.
b. Membangun mindset
Setiap dari kita pasti banyak yang beranggapan menghafal Al-Qur’an adalah perkara yang ‘susah’. padahal dalam surat Ar-Rahman Allah sudah menjamin kemudahan untuk menghafal Al-Qur’an. So, mulailah untuk menciptakan mindset-minset positif supaya memudahkan kita menghafal Al-Qur’an. contohnya dengan mengetahui dan memaknai keutamaan-keutamaan dari seorang penghafal Al-Qur’an dan lain sebagainya.
c. Mewaspadai hasutan Syaitan
Syaithan adalah makhluk yang paling sabar dalam menghasut, jadi, jangan sampai kita kalah sabar dalam menahan hawa nafsu yang kita miliki. apalagi sampai terperangkap dalam hasutan Syaitan.
d. Sedikit tapi terus menerus (istimror)
Allah lebih mencintai amalan yang sedikit tapi terus menerus. Ada banyak metode untuk menghafal mulai dari satu hari satu ayat sampai satu hari satu halaman bahkan lebih, namun untuk menghafalnya ada yang perlu mengulangnya mulai dari 30 kali hingga 100 kali. Itu semua disesuaikan dengan potensi dan kesibukan yang kita miliki. Namun itu semua harus diiring dengan keistimroran, seperti diceritakan dalam sebuah hadits;
“Ada seorang penghafal Al-Qur’an yang setiap harinya selalu menghafal sedikit demi sedikit. namun di tahun keempat beliau menghafal, Allah memanggilnya terlebih dahulu sebelum beliau sempat menyelesaikan hafalan sempurna 30 juz. MEskipun demikian, karena keistimrorannya, Allah sudah mencatatnya sebagai Al-Hafidz.”
Selain itu ada juga sebuah cerita yang datang dari para orang tua yang sudah lanjut usia dan juga ummi. “Pada sebuah musabaqoh hifdzil Qur’an ada seorang nenek Al-Hafidzoh sekitar 60 tahun yang juga memenangkan MHQ tersebut. Beliau mengisahkan bahwa beliau adalah ummi tidak bisa bca & tulisa) dan menghafal bersama kawan-kawan ummi lainnya dibimbing oleh seorang gadis dengan talaqi. selepas program mereka mentalaqi sendiri hafalan mereka dengan bantuan kaset murotal. terus menerus mereka melakukannya.
Sehingga bisa kita simpulkan bahwa keistimroran bisa mempengaruhi hasil, akan tetapi hasil belum tentu mengindikasi keistimroran seseorang.
e. Lingkungan dan Manajemen waktu
Untuk menghafal Al qur’ an, sangat diperlukan lingkungan yang baik. karena itu, buatlah lingkungan yang bekerja untuk kita, bukan sebaliknya. Dari sinilah timbul pentingnya ‘Kesendirian yang diatur’ untuk bermuhasabah, menghafal Al-qur’an dan lain-lain. Hal tersebut merupakan pencapaian besar dalam pembentukan lingkungan yang baik. Dan dari sini pula timbul pentingnya management waktu yang baik.
f. Interaksi dengan Allah
Memperkuat interaksi dengan Allah merupakan hal yang paling utama, bisa melalui do’a ataupun amalan-amalan lain. Jangan sampai menghafal Al qur’ an hanya semata-mata untuk dijadikan prestasi ataupun hanya untuk menuruti nasehat orang tua.
Demikian Ringkasan taujih yang disampaikan oleh sarjana kimia lulusan UNJ ini. beliau berharap hal-hal tersebut bisa memulihkan motivasi kita untuk tidak berputus asa dalam menghafal Al-Qur’an dan turut serta mengalirkan do’a-do’a agar beliau menjadi penghafal Al-qur’an yang istimror. Amiin.
HIDAYAH UNTUK MENGHAFAL AL-QUR’AN
(oleh Ustadzah Aurora)
Ini merupakan kajian singkat dari seorang ibu Alhamdulillah baru saja dikaruniai seoarng anak dan sedang mengenyam study masternya di keilmuan Al-Qur’an, IIUM. Beliau memaparkan bahwa hidayah berupa kemauan untuk menghafal Al-qur’an adalah batu loncatan besar untuk menghafal Al-Qur’an. Banyak yang sudah mampu membaca Al-qur’an dengan baik namun tidak memiliki hidayah ini, dan tidak sedikit pula yang bacaan Al-Qur’annya belum baik namun memiliki kegigihan untuk menghafal Al-Qur’an. Ini adalah sebuah kewajaran, seperti yang Allah gambarkan dalam surat al-baqoroh ayat 214. Oleh karena itu, untuk teman-teman yang sudah memiliki hidayah ini, jangan pernah berputus asa. terutama untuk kawan yang sudah bergabung dalam Qur’an first atau biasa kami sebut QF (selipan iklan).
Seorang peserta memberi komentar. “Alhamdulillah acara ini cukup menginjeksi motivasi saya, sehingga saya sangat menyayangkan ketidakhadiran kawan-kawan yang lain. dan saya sangat berharap kedepannya publikasi bisa lebih berjalan dengan baik dan banyak yang bisa berkesempatan untuk hadir.”
Murokaz ke-3 QF yang dikordinatori oleh Ratna Dewi yang dilaksanakan pada Sabtu, 31 april 2012 kemarin ini, terselenggara dengan sangat mendadak dengan dana seadanya. namun Alhamdulillah semua berjalan lancar meski hanya diikuti peserta putri saja dan bahkan berlimpah rezeki. pulang pada mboyong ghanimah :). Secara keseluruhan, Alhamdulillah peserta berhasil mencapai 80% dari target yang dipasang.
So guys, Don’t miss the next QF Murokaz.
*Salam ukhuwah untuk kawan-kawan fotar yang lain, belajar Al-Qur’an itu asyik lho,,, ayo bergabung dengan Qur’an first.
terima kasih atas infonya...^^
ReplyDeleteSama-sama. Lain kali ikutan yuks...^^
ReplyDeletethanks for panitia..kami nantikan program murokkaz selanjutnya.
ReplyDelete