Dan Terpilihlah Bahasa Arab Untuk Al-Qur'an

May 03, 2012 Forum Tarbiyah 4 Komentar

oleh: Ahmad Rasikh Ilmi

“Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah). Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya (dengan berpikir)” (Yusuf: 2)
Bahasa terpilih
Masing-masing bangsa di dunia memiliki bahasa sebagai salah satu produk peradabannya. Bahasa menjadi aspek terpenting dari identitas suatu bangsa dan kebanggaan bangsa tersebut. Lalu kenapa  Tuhan memilih bahasa arab sebagai bahasa komunikasi antara Dia dengan umat manusia?  Padahal pada saat ini bahasa arab hanya menempati peringkat ke-empat terbanyak penggunanya setelah bahasa mandarin, inggris dan india. Apakah bahasa arab memiliki kelebihan tersendiri dibanding bahasa lain? Kalau ya, apa sajakah kelebihan itu? Apakah bangsa arab menjadi lebih istimewa dari bangsa lain dengan diturunkannya Al-Quran dengan bahasa mereka?

Meskipun bahasa arab hanya menjadi bahasa keenam di PBB setelah Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia dan Mandarin, tidak dapat dipungkiri Al-Quran diturunkan dengan bahasa arab. Begitu pula Rasul dengan syariat terakhir diutus dari bangsa yang berbahasa arab.  Allah swt berkehendak untuk menjadikan bahasa arab bahasa yang menyatukan seluruh umat manusia dengan syariat Nabi terakhir, Muhammad saw. Allah swt menjadikan bahasa arab sebagai bahasa kitab suci paling mulia dan dan kitab undang-undang pamungkas umat manusia yaitu Al-Quran setelah kitab-kitab suci yang lain seperti Taurat yang berbahasa Ibrani dan Injil yang berbahasa Suryani. 

Dalam Al-Quran Allah swt menegaskan dengan jelas bahwa Al-Quran diturunkan dengan bahasa arab “Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah). Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya (dengan berpikir)”(Yusuf: 2) Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam buku Tafsir Qur’anil Adzim, “Dikarenakan bahasa arab adalah bahasa yang paling sempurna sistem pengucapan dan penulisannya, paling jelas stuktur kata dan kalimatnya, paling kokoh gramatikalnya, paling kaya dan luas kosa katanya,  dan paling kapabel untuk memverbalkan pemikiran dan perasaan manusia. Sehingga kitab yang paling istimewa diturunkan dalam bahasa yang paling istimewa.” Senada dengan itu Imam As-Sa’di dalam tafsirnya menerangkan,”Salah satu yang menyebabkan ayat Al-Quran menjadi jelas dan nyata adalah karena ia diturunkan dalam bahasa yang istimewa yaitu bahasa arab.” Analisa dua mufassir rujukan umat diatas ternyata selaras dengan pendapat banyak pakar dari berbagai kalangan yang didasari oleh kajian mendalam tentang bahasa penduduk surga tersebut.

Seorang pakar bahasa kuno dan peradaban timur tengah kenamaan asal Prancis, Ernest Renan (1823-1892 M) mengungkapkan “ Sejak awal bahasa arab terbentuk dengan sistem yang sempurna sebagai sebuah bahasa dan belum pernah ada yang semisalnya dalam sejarah manusia. Bahasa arab tidak memiliki masa transisi dan tidak pernah luntur karakteristiknya sepanjang perputaran zaman. Salah satu novelis termasyhur Jerman Gustav Freytag (1816 –1895M) menyatakan, “Bahasa arab adalah bahasa paling kaya kosa katanya di dunia.” Senada dengan itu ahli sastra dari Columbia University, William York Tindall(1903 – 1981) berkata “Bahasa arab memiliki karakter yang lembut dan fleksibel sehingga mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.” Kemudian Dr Abdul Wahab Azam menjelaskan,  “Bahasa Arab adalah bahasa yang sempurna dan unik. Lafadz dan kosa katanya mampu menggambarkan hampir seluruh fenomena alam dan setiap apa yang terbetik di hati manusia. Setiap maknanya tergambar jelas di setiap bentuk pengucapannya. Seakan-akan setiap kosa katanya adalah lintasan pikiran, rasa hati, dan refleksi kehidupan.”  Demikian para ahli bahasa menyaksikan bahwa bahasa arab adalah bahasa yang spesial. Lalu apa sajakah keistimewaan bahasa arab?

Keistimewaan Sejarah
Bahasa arab dari huruf, bunyi, kata, kalimat, istilah, satra, dan seluruh aspek bahasanya, tidak pernah mengalami perubahan dalam perjalanan sejarah. Tercatat dalam buku Jami’ul Bayan fi Tafsiril Qur’an karya Imam At-Thabari dan Ad-Durar Al-Mantsur karya Imam Ibnu Asakir bahwa nabi Adam sebagai manusia pertama berlisan arab ketika berada dalam surga sebagaimana dikisahkan oleh Al-Quran  surat Al-Baqarah 35-37 dan bahasa yang tercatat dalam Al-Quran masih sama dengan bahasa yang kita gunakan pada hari ini. Meskipun di zaman sekarang terdapat bahasa arab populer (‘ammiyyah) yang berbeda dengan bahasa arab Al-Quran (Fusha), akan tetapi penggunaan bahasa ‘ammiyyah tersebut tidak menggeser posisi bahasa arab fusha sebagai bahasa arab yang sesungguhnya dan tidak  merubah identitas bahasa arab yang tetap terjaga sebagaimana keterjagaan Al-Qur’an yang dijamin oleh Allah swt (Al-Hijr :9)
Sementara bahasa lain seperti bahasa inggris mengalami perubahan kosa kata dan istilah sesuai dengan perubahan zaman. Bahasa inggris pada awalnya merupakan dialek suku Anglo Frisian yang berasal dari wilayah Jerman Barat yang dibawa oleh penjajah Jerman ke tanah Inggris. Kemudian penjajahan suku Skandinavia pada abad 8-9 M dan bangsa Norwegia pada abad 11M mengubah kosa kata dan gramatikal bahasa Inggris secara radikal. Literatur bahasa Inggris pada abad 5M sangatlah jauh berbeda dengan literatur bahasa Inggris yang ditulis pada abad 12M karena mengalami perubahan susunan kata dan istilah. Kemudian berubah lagi pada abad 15M dan 17M sehingga menjadi bahasa Inggris yang kita pakai sekarang.

Salah satu faktor yang membuat keaslian bahasa Al-Quran ini terjaga adalah sistem gramatikalnya yang kompleks, detail, dan  komprehensif. Dimana terdapat rumus-rumus baku, klasifikasi sistematis, dan penjelasan lengkap tentang setiap penggunaan dan makna huruf, kata dan kalimat bahasa arab. Kemudian hukum bunyi kata, jabatan dan hubungan antar kata pada sebuah kalimat, aturan pembentukan kata, ciri-ciri timbangan-timbangan kata (wazan), dan aturan perubahan kata. Ilmu gramatikal ini biasa disebut nahwu dan sharaf. Setiap orang di dunia perlu mengetahui ilmu tesebut untuk mampu berbahasa arab dengan baik dan benar. Hal ini menjadikan penggunaan bahasa arab sama dan tidak berubah di berbagai tempat dan zaman.

Salah seorang peneliti di  Majlis Bahasa Negara-negara Arab, Professor Abdul Aziz bin Abdullah menceritakan, “Bahasa arab pada abad pertengahan menjadi bahasa ilmu filsafat, kedokteran, dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Bahkan ia menjadi bahasa yang paling banyak digunakan oleh kalangan akademisi dunia pada saat itu. Pada tahun 1207 masehi, didirikan lembaga akademis berbahasa arab di Eropa Selatan yang banyak memiliki murid beragama nasrani dari negara-negara Eropa. Kemudian pada abad ke 17 masehi negri-negri Eropa Timur dan Utara menyemarakkan gerakan pengajaran bahasa arab di negrinya masing-masing. Pada tahun 1636 masehi, pemerintah Swedia menetapkan kurikulum bahasa arab pada pendidikan nasionalnya. Pada saat itu Swedia banyak memproduksi buku berbahasa arab dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Disusul Rusia yang sangat giat dalam mempelajari ilmu dari negara timur dan arab terutama pada zaman yang mengirim 50 pelajar Rusia ke negri Islam untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Sampai pada tahun 1769M Ratu Katrina mengisntruksikan kewajiban belajar bahasa arab pada seluruh universitas Rusia dan tahun 1816M didirikan Departemen Bahasa Kitab Suci di Universitas Petrokrad Rusia.”

Sejarah membuktikan bahwa bahasa arab pernah menjadi “mercusuar” bahasa-bahasa lain disamping jati diri dan seluruh karakteristiknya tidak pernah terpudarkan zaman dan terlapukkan usia. Patutlah Allah swt berkehendak menjadikan bahasa yang tak lekang oleh zaman ini sebagai bahasa kitab suci yang abadi hingga akhir zaman. 

Keistimewaan huruf dan bunyi

Bahasa arab memiliki huruf dan bunyi huruf yang paling lengkap. Sumber bunyi huruf bahasa arab paling luas diantara bahasa lain. Tempat keluar huruf-huruf bahasa arab terbagi dari bibir hingga dasar tenggorokan. Kita bisa menemukan huruf yang lebih banyak dari bahasa arab pada bahasa lain akan tetapi sumber huruf tersebut lebih sedikit dan seakan-akan huruf-hurufnya berkumpul di beberapa tempat saja. Sebagai contoh dalam bahasa Prancis kita bisa mengamati banyaknya huruf yang bertumpuk pada tenggorokan dan hidung. Dalam bahasa inggris, mandarin, latin dan melayu, sumber huruf hanya terletak pada lisan dan hidung. Komplitnya jenis huruf  memungkinkan bahasa arab untuk menjelaskan seluruh aspek dalam kehidupan secara singkat, padat, jelas, dan indah didengar.
 
Selain lengkap dan luas, sumber huruf dalam bahasa arab terbagi secara merata di seluruh bagian hidung, mulut dan tenggorokan sehingga menyebabkan keseimbangan dan harmonisasi antara bunyi huruf. Banyak sekali dalam bahasa arab kita menemukan bunyi kata yang menyerupai musik karena harmonisasi susunan hurufnya. Karena itu, akan sangat sulit kita menemukan   kata bahasa arab dalam kamus yang mengumpulkan huruf-huruf yang akan menyebabkan bunyi yang buruk jika berada dalam satu kata. Contohnya  ظ dan ز bersamaan, atau huruf ض    dan ذ bersamaan, atau هdengan ح, atau ه dengan خ.

Bunyi dalam bahasa arab mampu menjelaskan makna dan berperan dalam mendeskripskan sesuatu. Contohnya adalah bunyi huruf غ menunjukkan arti “tersembunyi”, “tidak terlihat” dan “tertutup”. Hal ini bisa kita lihat dari makna beberapa kata :  غاب(hilang), غار (gua), غاص(menyelam), غال(eksklusif), غام(mendung), dan huruf ج mengisyaratkan makna “kumpulan” seperti yang kita perhatikan pada makna  جمع (berkumpul), جمد(padat), جهد (mengumpulkan upaya),

Kita bisa menemukan karakteristik yang cukup serupa dengan bahasa prancis dimana banyak kata yang terdiri dari huruf-huruf  yang cukup sama akan tetapi tidak memiliki ikatan makna contohnya adalah  lèvre(bibir), livre(buku), ouvre(membuka),oeuvre(bekas), lvre(mabuk). Disamping sebagian besar bahasa Eropa memiliki perbedaan antara tulisan dengan pengucapan dimana hal ini tidak terjadi pada bahasa arab kecuali sedikit.

Keistimewaan Bentuk Kata

Allah swt menghendaki bahasa arab memiliki karakteristik yang sama dengan alam ciptaan-Nya yaitu memiliki keanekaragaman benda yang tak terbatas dengan kesamaan materi yang menyusunnya. Kata-kata dalam bahasa arab tidak hidup sendiri-sendiri dan terpisah secara makna dan struktur kata sama sekali akan tetapi saling terkait satu sama lain dan terikat oleh kesamaan akar kata, makna, jumlah huruf, dan bunyi dari kata-kata yang berbeda tersebut. Meskipun kata-kata tersebut layaknya rangkaian janur kuning yang menyerupai satu sama lain akan tetapi masing-masing kata tersebut memiliki jasad dan ruh yang berbeda –beda. Contohnya adalah :  كتب(menulis)- كاتب (penulis)- مكتوب (tertulis)- كتابة (penulisan)- كتاب (buku). Terdapat 20 lebih bentuk pecahan kata yang memiliki makna masing-masing sehingga menjadikan satu kata mampu berkembang menjadi lebih dari 20. Hal ini menjadikan bahasa arab memiliki jumlah kosa kata yang sangat kaya.

Selain itu, setiap bentuk pecahan kata bahasa arab memiliki peran dan maksud tersendiri yang menggambarkan logika komunikasi manusia. Contohnya : الناظر (orang yang memandang), المنظور (yang dipandang), المَنظر (pemandangan), المِنظر (masa pandangan), نظر (telah memandang), ينظر (sedang memandang), أنظر(lebih terpandang)نظرة,  (teori( أنظّر(lihatlah!( , رتنظ لا (jangan lihat!), تناظر (saling memandang), نظارة (kacamata). Sistem ini memudahkan orang yang tidak berlisan arab untuk belajar bahasa arab karena tanpa perlu menghafal banyak kosa kata kita mampu membuat banyak kosa kata dari satu kosa kata hanya dengan menguasai jenis-jenis bentuk dasar kata bahasa arab. Karena itu kita menyaksikan dalam sejarah berbagai bangsa non arab seperti Mesir, Al-Jazair, Libya, Sudan, Maroko, Irak yang menjadi berbahasa arab setelah datangnya Islam karena fleksibilitas dan kelembutan bahasa arab.  Karakteristik yang cukup mirip dengan ilmu matematika ini juga membantu seseorang mengasah logika.

Kekokohan akar kata dan ikatan antar pecahan suku kata yang kuat dan terjaga memungkinkan bahasa arab untuk menyesuaikan diri pada berbagai zaman. Sistem pohon pecahan kata ini memungkinkan bahasa arab mengidentifikasi masuknya bahasa selain arab yang memiliki bentuk yang mirip dengan bahasa arab sehingga menjaga keaslian bahasa arab di berbagai kondisi  tempat dan zaman.

Keistimewaan  bentuk kata bahasa arab yang lain adalah unsur seni yang terkandung dalam setiap bentuk pecahan kata. Jika kita cermati, perubahan bentuk kata dan cara pelafalan bahasa arab memiliki ritme, nada, bunyi vocal yang memiliki cita rasa seni layaknya lagu. Dan bunyi lagu tersebut mendeskripsikan makna yang berbeda-beda. Contohnya adalah, seluruh kata benda yang akar katanya 3 huruf dan berposisi sebagai objek biasanya menggunakan bunyi vokal (syakl) “a” (fathah) di huruf pertama dan disambung dengan huruf kedua yang tidak ber-syakl. Kemudian menggunakan bunyi vokal “u” (dhammah) pada huruf ketiga yang bernada panjang karena menyatu dengan huruf keempat dan kelima. Sehingga ungkapan “orang yang dicintai” dalam bahasa arab adalah “mahbuub” (محبوب). Jika susunan nada dan bunyi pada kata tersebut diubah maka akan berubah pula maknanya. Mungkin saja hal inilah yang membuat Rasulullah saw menyukai orang yang melagukan bacaan Al-Quran karena sesuai dengan karakteristik bahasa arab yang mengandung unsur seni lagu.” زينوا القرآن بأصواتكم ” Hiasilah Al-Quran dengan suara kalian” (H.R Ahmad).

Keindahan seni bunyi kata bahasa arab dan kekhasan maknanya ini mencapai puncak keindahannya dalam narasi-narasi suci  Al-Quran. Kita sering membaca surat Al-‘Adiyaat

“Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah. Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),.Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi. Maka ia menerbangkan debu,”

Pada penggalan surat Al-‘Adiyaat diatas, setiap ayat diakhiri dengan bunyi vokal (syakl) fathah dan kesamaan bentuk kata yang mengakhiri setiap ayat. Kemudian bentuk-bentuk kata tersebut memiliki makna yang tidak terkandung dalam bentuk yang lain. Imam Syaukani dalam Fathul Qadir menjelaskan bahwa $\Û÷6|Êdan %Znôs%  berasal dari bentuk فعلا yang berfungsi untuk menguatkan makna kata kerja yang bermakna sama dengannya. Imam Ibnu Katsir dalam karya fenomenalnya Tasfir Qur’anil Adzim menjelaskan pemahaman yang lebih dalam lagi ayat diatas, “Allah menekankan sebuah deskripsi kuda-kuda perang yang begitu terengah-engah karena terus dipacu oleh para mujahid yang tiada kenal lelah berjuang membela Islam hingga titik darah penghabisan. Sehingga terpancar api pada deru langkah kaki kuda tersebut karena berlari sangat kencang ditengah perang yang dahsyat.” Metode deskripsi diatas selain menghujamkan makna yang kokoh dan jelas, juga memberikan warna keindahan ketika dibaca dan menentramkan hati ketika didengar karena cita rasa seni yang sempurna dari Yang Maha Indah.

Keistimewaan Kosa Kata

Bahasa arab memiliki perbendaharaan kosa kata yang kaya.  Professor Abdurrahman Al-Kiyali dalam papernya yang berjudul “Faktor Perkembangan Bahasa Arab dan Penyebarannya” menguraikan , “Bahasa arab menjadi lebih unggul dari bahasa kitab-kitab suci yang lain karena kekayaan kosa katanya sebagaimana yang disebutkan oleh Imam As-Suyuthi dalam “Al-Mazhar”, jumlah kosa kata bahasa arab mencapai 78.031.312. Az-zabidy menyebutkan dalam  “Tajul ‘Arus”,  bahasa arab memiliki kosa kata sebanyak 6.746.000. Bangsa arab terkenal dengan sifatnya yaitu jika mereka menyukai atau membenci sesuatu, maka mereka memperbanyak nama hal tersebut. Karena itu Allah menghendaki Asmaa’ul Husna berjumlah cukup banyak yaitu 99 nama. “Singa” memiliki 500 nama, “ular” memiliki 200 nama, “madu”memiliki 80 nama, “pedang” memiliki 1000 nama, “hujan”, “angin”, “kegelapan”, “unta”, “batu”, “air”, “sumur”, memiliki lebih dari 300 nama”. 
Demikianlah beberapa keistimewaan bahasa arab yang menjadikan ia dipilih sebagai bahasa kitab suci umat Islam, Al-Qur’an.

Apakah Bangsa Arab Lebih Istimewa  Karena Al-Quran Berbahasa Arab?
Bahasa arab setelah turunnya islam bukanlah bahasa suatu bangsa akan tetapi bahasa universal yang menjadi identitas setiap manusia yang meyakini keesaan Allah swt. Bahkan bisa dikatakan arab bukan lagi sebuah ras biologis tapi bahasa ideology.  Sehingga semua orang islam yang melaksanakan sholat adalah orang arab secara ideologis meski secara biologis kita adalah non arab. Jadi ketika disebut ideology arab bukan maksudnya ideology bangsa arab tapi ideology Islam yang datang dari Tuhan semesta alam.   
Allah menurunkan Al-Quran dengan bahasa arab bukan karena keistimewaan bangsa arab dibanding bangsa lain akan tetapi karena keistimewaan dari bahasa arab itu sendiri. Orang arab menjadi istimewa bukan karena mereka orang arab tapi karena keimanan dan ketakwaan mereka sebagaimana bangsa-bangsa yang lain. Allah swt berfirman,

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.”(Al-Hujjuraat: 13)

Dari fenomena diatas kita bisa menyingkap pesan berharga bahwasannya prestise dan derajat kemuliaan  seseorang bukanlah diukur dari keturunan, pengetahuan,  atau  posisinya ditengah masyarakat tapi karena keyakinan dan rasa takut dia terhadap Tuhan yang memiliki prestise dan kemuliaan sejati.

oleh: Ahmad Rasikh Ilmi “Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah). Sesungguhnya Kami menurunkanny...

4 comments: