Pengabdian Seorang Guru

November 30, 2016 Forum Tarbiyah 0 Komentar

Menjadi guru adalah mengabdi. Gambar : ibtimes.co.uk
Pada zaman kontemporer ini profesi sebagai seorang guru menjadi sorotan tiap mata masyarakat, pandangan publik terhadapnya merupakan ujung tombak pendidikan. Oleh karena itu, dilihat baik atau buruknya kualitas sebuah negeri selalu disangkut pautkan dengan kualitas para guru nya.

Secara formal, guru adalah mereka yang secara resmi di angkat oleh pemerintah dan diberikan tanggung jawab dengan tugas yang diberikan dari lembaga dalam durasi tertentu. Akan tetapi, secara penerapan yang nyata setiap orang akan merasakan menjadi guru, mengajar dan membimbing sesama, baik kepada anak, teman ataupun keluarga. Ketika mereka dengan ikhlas berbagi ilmu yang didapatkan dari berbagai pengalaman, maka secara analogi mereka boleh dikatakan sebagai guru.

Perjalanan sejarah dari zaman klasik hingga modern ini tampak sebuah variasi dari sebuah karir sebagai guru. Ada yang dari bawah hingga bangkit ke atas layaknya sebuah jabatan yang meningkat dengan posisi yang mengejutkan. Seperti wakil rakyat, pimpinan daerah, dan sebagainya . Adapun yang memiliki orientasi untuk berkreasi diajang akademik memegang prinsipnya sebagai seorang yang intelek dalam pengajaran dan adapun tidak sedikit dari mereka yang dilepas ke luar negri untuk mengembangkan pendidikanya.

Sayangnya, di ranah nyata ini,  banyak dari mereka (para guru) masih mengalami berbagai kendala dalam mengembangkan diri dan lalai akan keinginan dan tujuan awalnya sebagai seorang guru. Layak terbayar oleh gaji dan memandang segala sesuatu dari segi materi dan bukan amanat yang harus ditunaikan karena Allah Swt. Sehingga memandang segala sesuatu dengan berbagai tekanan dan hal yang merepotkan, mengajar dengan perasaan terpaksa hanya untuk menutupi keadaan ekonominya dan menunggu tunjangan tercairkan.

Faktor pada nominal gaji bukanlah satu dari kendala seorang guru yang berpengaruh terhadap kinerja yang profesional.  Banyak sekali yang mempengaruhi sikap pandangan untuk maju seperti rasa pengabdian, kesejahteraan, kecintaan terhadap profesi, kebiasaan melakukan refleksi diri, hingga semangat yang tetap terjaga dalam menuntut ilmu sepanjang hidupnya. Hal ini akan mempengaruhi kualitas cara dan bagaimana kinerja seseorang guru.

Banyak definisi yang telah dirumuskan oleh para ahli mengenai apa itu ‘guru’. Salah satunya ialah pendapat Suparlan, 2005: 12 yang menyebutkan bahwa guru adalah orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual, emosional, fisikal, intelektual, maupun aspek-aspek lainnya.

Tugas penting dan tidak ringan tersebut umumnya kita dapati di lapangan, telah dilakukan guru dengan penuh perasaan cinta, tanggung jawab, dan keikhlasan. Mereka melakukan pekerjaannya sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Guru melakukannya tanpa paksaan dan tanpa tekanan maupun rasa ketakutan. Apabila ada seorang guru yang melakukan tugasnya bukan karena rasa pengabdian tetapi karena keterpaksaan atau karena tekanan rasa ketakutan, maka guru itu sesungguhnya bukanlah seorang ‘guru’. Ia tidak akan dapat memberikan kontribusi bagi tujuan mulia pendidikan, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Seringkali, pengabdian seorang guru bukanlah hal yang mudah dilakukan. Pengabdian seorang guru bahkan kadang-kadang harus diikuti dengan pengorbanan besar. Banyak guru yang mengabdi di tempat-tempat yang terpencil: jauh di puncak-puncak pegunungan, di pulau-pulau kecil di tengah lautan, hingga diantara masyarakat yang masih terasing dari peradaban modern. Banyak guru yang mengabdi di daerah-daerah rawan konflik yang tentu saja dapat membahayakan keselamatan jiwanya dan keluarganya. Acapkali pula demi pengabdiannya, banyak guru terpisah jauh dari keluarga karena harus tinggal di daerah-daerah yang sarana transportasi dan komunikasinya masih sangat sulit dan minim. Banyak guru yang mengabdi tanpa terlalu memperhitungkan besaran gaji yang akan mereka terima. Kita tahu, masih banyak guru-guru non-PNS yang gajinya bahkan sangat jauh di bawah UMR (Upah Minimum Regional) buruh.

Lalu, jika pilihan hidup untuk mengabdi sebagai seorang guru bukanlah jalan yang mudah dan mulus untuk dilalui, mengapa hingga sekarang masih banyak orang-orang yang melakukannya? Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus kembali memahami makna sebuah pengabdian. Pilihan hidup menjadi seorang guru apabila dilakukan dengan tulus ikhlas dan dengan rasa cinta, maka akan membawa seseorang kepada kebahagiaan yang tentu tidak dapat dinilai dengan materi. Inilah modal terbesar yang akan membawa seseorang pada kesuksesan dalam menjalani profesi sebagai seorang guru yaitu sebuah pengabdian.

Penulis : Ridho Ardiansyah

Menjadi guru adalah mengabdi. Gambar : ibtimes.co.uk Pada zaman kontemporer ini profesi sebagai seorang guru menjadi sorotan tiap mata masya...

0 Komentar: