Melibatkan Allah dalam Tujuan Hidup, Apa Pentingnya?

March 18, 2016 Forum Tarbiyah 0 Komentar

Apa tujuan hidupmu?
Dalam hidup, manusia harus memiliki tujuan. Sebagaimana penciptaan manusia sendiri yang juga memiliki tujuan yaitu beribadah kepada Allah dan menunaikan tugasnya sebagai khalifah fil ardh.

Tujuan hiduplah yang mengajarkan kita untuk memaknai setiap episode perjalanan. Juga menghargai waktu. Tujuan hiduplah yang menciptakan mimpi walau dengan selemah-lemahnya keterbatasan sebagai manusia. Ya, itulah ‘Uluwwul Himmah, semangat, tekad, atau cita-cita yang tinggi.

Umar Ibn Khattab pernah berkata: “Janganlah kalian mengecilkan himmah, karena aku tidak pernah melihat seseorang itu gagal hidupnya kecuali dari hilangnya himmah”. Perkataan beliau ini merupakan dorongan agar setiap dari kita memiliki cita-cita yang tinggi. Juga peringatan agar manusia tidak hidup dengan semangat yang rendah. 

Semangatl terbukti menyelematkan umat Islam dalam banyak kesempatan. Kita semua pasti mengetahui bahwa kekuatan umat Islam dalam Perang Khandaq sangatlah kecil. Pasukan Muslimin yang hanya berjumlah tiga ribu harus berhadapan dengan pasukan musuh yang jumlahnya sepuluh ribu personil. Kemudian, Salman Al Farisi menawarkan sebuah ide untuk membuat parit ketika cuaca dalam keadaan sangat dingin dan keterbatasan makanan.

Keyakinan tinggi Rasulullah-lah yang terus menyalakan api semangat dan menggerakan pasukan Muslimin sampai menjemput kemenangan. Begitulah himmah yang berjalan dengan visi Illahi.  Puncak kepuasannya adalah pemberian jiwa memberikan kekuatan kebajikan.

Maka menanam visi Illahi dalam setiap mimpi sangatlah penting. Karena sesungguhnya kita tidak diciptakan di muka bumi ini melainkan untuk menghamba, tunduk, dan patuh pada setiap apa yang diperintahkan-Nya. Bukan menjadi budak dunia yang lupa siapa Tuhannya. Seperti Hitler dan Mussolini yang melegenda sebagai megalomania. Hidup dengan keserakahan dan sadisme. Menemukan kepuasan pada tetes darah dan air mata manusia. Begitulah nurani yang mati. Nurani yang tidak melibatkan visi Tuhannya dan cinta kebenaran.

Kalau bukan karena visi Illahi, seseorang tidak akan sanggup bertahan dengan beban yang terus bertambah untuk dipikulnya. Seperti kisah Syeikh Ahmad Yassin, sang lelaki tua lumpuh yang mampu menyalakan api jihad di Palestina. Keterbatasannya tidak melumpuhkan tekadnya, umurnya yang tua tidak menjadikan halangan baginya untuk menghidupkan semangat pada pasukan Mujahidin. Visi Illahi itulah yang menghadirkan energi tak terbatas.

Himmah, Visi Illahi, dan Ilmu

Tapi di sini juga ada korelasi antara himmah, visi Illahi dengan ilmu. Bahwa himmah saja tidaklah cukup. Perlu adanya ilmu. Jika himmah adalah cita, semangat, atau motivasi yang menggerakan sebuah visi, maka ilmu adalah petunjuk yang menjembatani menuju alam kenyataan. 

Setiap kita memiliki mimpi, yang mengantarkan kita ke berbagai tempat dan aktivitas. Maka tanamkanlah visi Illahi karena akan menuai banyak keberkahan. Sudah seharusnya setiap mimpi kita berbanding lurus dengan tujuan Allah menciptakan manusia. Menghadirkan kemaslahatan dan menebarkan kebaikan.
“ Al Harakah, Barakah. Polah adalah berkah. Di dalam gerak, ada kebaikan yang terus meruyak” ( Salim A Fillah )
Atau seperti ungkapan Hasan Al Banna yang memiliki motivasi tinggi. Bahkan teringin ia ingin menyampaikan dakwah sampai pada janin yang ada di dalam perut ibunya.

Penulis : Salsabila

Apa tujuan hidupmu? Dalam hidup, manusia harus memiliki tujuan. Sebagaimana penciptaan manusia sendiri yang juga memiliki tujuan yait...

0 Komentar: