Memaknai 1438 H
Hijrah adalah memperbaiki diri |
Dalam konteks sejarah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah yaitu berupa akidah dan syari’at Islam.
Maka semangat dari peristiwa hijrah inilah yang harus dijadikan momentum bagi kita untuk memperbaiki diri. Melakukan muhasabah dari setiap amalan juga dosa yang pernah kita lakukan selama satu tahun ini. Ketika seseorang melakukan muhasabah maka akan tampak jelas dihadapannya atas dosa-dosa yang dilakukan. Bagaimana mungkin seorang anak cucu Adam dapat melihat dosa dan aibnya tanpa melakukan muhasabah?!
"Tak ada gading yang tak retak" begitu kata pepatah. Ya, setiap kita pasti pernah melakukan kesalahan. Manusia adalah tempatnya salah dan lupa, bukan seperti malaikat yang dicipta tanpa syahwat. Tidak ada seorang manusia pun yang terbebas dan luput dari dosa karena setiap saat pasti ada saja bisikan syaitan yang membuat kita melakukan sebuah kesalahan. Mungkin dari sikap dan perkataan yang menyakiti orang lain, janji-janji yang tidak tertunaikan, atau bahkan kewajiban-kewajiban perintah Nya yang terlalaikan.
Maka Umar berkata, "Hisablah dirimu sebelum engkau dihisab". Peringatan bagi manusia untuk mengadili dirinya sendiri sebelum datang hari peradilan dimana tidak ada lagi pembelaan. Waktu yang berjalan begitu cepat, adalah tanda bahwa kesempatan hidup di dunia semakin berkurang. Lalu, apakah kita ingin menjalani tahun baru ini sama dengan tahun sebelumnya? Tanpa membuat perubahan dan persiapan untuk kehidupan akhirat nanti? Apakah kita ingin mengulangi kesalahan yang sama?
Kawan, ketika kita melakukan sebuah kesalahan, maka segeralah kembali pada Nya. Meminta dan merintih ampunan pada sang pemilik kehidupan. Jangan pernah berputus asa untuk mendapatkan rahmat Nya. Ketahuilah bahwa Allah sangat mencintai mereka yang bertaubat, "Innallaha yuhibbu at-tawwaabiin".
Usia yang kita miliki tidak akan pernah kekal. Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Sekaya dan sehebat apapun seseorang tidak akan pernah menjamin bahwa ia akan terbebas dari maut, karena dunia bukanlah tempat kehidupan yang sebenarnya. Maka bertambahnya usia adalah berkurangnya kesempatan bagi kita untuk beramal, sudah seharusnya kita semakin arif dan bijaksana dalam menyikapi dan menjalani hidup. Menyeimbangkan antara habluminallah dan habluminannas. Semakin taat kepada Allah juga selalu terus memperbaiki sikap ketika bermuamalah dengan sesama manusia.
Semoga Allah jadikan tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.
Kullu 'aamin wa antum bikhoirinPenulis: Rasfiuddin
0 Komentar: